Seorang Kakek di Boawae Ditemukan Tewas Gantung Diri di Dapur Rumah nya

    Seorang Kakek di Boawae Ditemukan Tewas Gantung Diri di Dapur Rumah nya
    Ilustrasi gantung diri .net

    NAGEKEO - Warga Boawae kembali dihebohkan dengan penemuan mayat seorang kakek dengan posisi gantung diri, Jumat (15/07/2022).

    Korban gantung diri tersebut bernama Klemens Nuwa (73) agama khatolik, pekerjaan petani, alamat Ekososa, Kelurahan Ratongamobo, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT.

    Berdasarkan informasi yang diterima indonesiasatu.co.id dari pihak Kepolisian Sektor Boawae (Polsek) melalui Kapolsek Ipda Haruna Ismail, mayat Klemens Nuwa pertama ditemukan oleh saksi I (satu) yang merupakan istri korban sekitar pukul 03.00 wita pagi di dapur rumah milik mereka.

    Saksi I juga menceritakan, sebelum ditemukan gantung diri, ia melihat suaminya tiga kali keluar masuk rumah melalui pintu belakang dengan membawa seutas tali jenis tali nilon. Dan pada saat yang sama, saksi I melontarkan pertanyaan terkait aktifitas suaminya yang sejak tadi keluar masuk rumah menenteng seutas tali tersebut. Akan tetapi, pertanyaannya tak digubris oleh suaminya.

    "Menurut keterangan saksi I, pada Kamis tanggal 14 Juli 2022 kemarin sekitar pukul 22:00 wita, dia melihat korban tiga kali keluar masuk rumah melalui pintu belakang dengan membawa seutas tali nilon warna putih. Pada saat itu saksi I mengikuti korban dan bertanya apa yang mau dilakukan dengan tali tersebut namun korban diam saja, " terang Ipda Haruna.

    Sambungnya, setelah beberapa menit tak mendapat jawaban, saksi I pun akhirnya mengajak suaminya untuk istirahat karena sudah larut malam. Namun sekitar pukul 03:00 pagi, saksi I menyadari suaminya sudah tidak ada disampingnya.

    Saksi I kemudian bangun untuk mencari suaminya ke arah dapur. Sesampainya di dapur, saksi I langsung dikejutkan dengan kondisi suaminya yang saat itu sudah tergantung pada sutas tali.

    "Saksi mengajak korban untuk masuk kembali ke dalam rumah untuk istirahat karena suda larut malam. Dan sekitar pukul 03.00 wita pada hari Jumat tanggal 15 Juli 2022, saksi tersadar dari tidurnya dan melihat korban sudah tidak berada disampingnya. Saksi I pun bangun dan mencari korban ke arah dapur. Dan pada saat di dapur, saksi melihat korban sudah tergantung kemudian saksi berteriak memanggil anaknya untuk memberitahukan peristiwa tersebut, " kata Ipda Haruna lagi.

    Sementara berdasarkan keterangan saksi II (dua) yang merupakan anak korban, kata Ipda Haruna, sontak ia terbangun karena mendengar teriakan ibunya dari arah dapur.

    Mendengar teriakan berulang kali itu, ia pun bangun dan langsung menuju dapur. Dan sesampainya di dapur, ia kaget melihat ayahnya yang tewas dengan posisi gantung diri menggunakan tali yang diikat pada kayu bagian atas dapur.

    "Menurut keterangan saksi II, sekitar pukul 03.00 wita, ia tersadar dari tidur lantaran mendengar teriakan ibunya yang begitu histeris memanggil namanya. Mendengar suara teriakan itu, saksi II bangun dan bergegas menuju dapur. Kemudian sesampainya di dapur, ia dibuat kaget karena melihat kondisi ayahnya yang tewas dengan posisi gantung diri menggunakan seutas tali nilon berwarna putih yang terikat pada kayu di bagian atas dapur, " jelasnya.

    Dikatakan lagi, dalam proses olah TKP, ditemukan sebuah kursi pelastik warna kuning yang menurut saksi I, kursi tersebut sudah terjatuh pada saat ia menemukan suaminya dengan kondisi tegantung.

    "Jenasah korban dilakukan Visum Oleh Dr. Ardy ceme (dokter pada puskesmas Boawae) dan dari hasil pemeriksaan dokter pada jenasah korban, tidak terdapat tanda tanda kekerasan pada tubuh korban dan korban meningal dunia murni karena kehabisan oksigen karena gantung diri. Keluarga besar korban menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi serta bersedia akan menandatangani surat penolakan Otopsi pada jenasah korban, " jelasnya.

    Ipda Haruna juga menghimbau, agar dewan masjid dan gereja selalu menyerukan kepada umat tentang pentingnya kekuatan iman di dalam menghadapi situasi maupun berbagai persoalan. Dan juga menyerukan bahwa bunuh diri bukanlah jalan akhir yang terbaik.

    "Lewat media ini kami menghimbau agar hidup jangan putus asa, jangan melawan kodrat Tuhan dan dimohon berkenan kepada dewan masjid dan gereja pada setiap ibadah agar menyerukan himbauan-himbauan untuk lebih menambahkan iman kepada umatnya, dan menyerukan bahwasannya bunuh diri bukan jalan akhir terbaik, " imbuh Ipda Haruna.

    Sementara pantauan media indonesiasatu.co.id, langkah-langkah yang diambil setelah menerima laporan melalui telepon seluler,   Ipda Haruna didampingi Kanit Res serta para anggota Polsek Boawae respon cepat turun untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta respon cepat melakukan koordinasi dengan pihak UPTD Puskesmas Boawae guna dilakukan Visum Et Repertum kepada korban.

    kakek di boawae gantung diri
    Muhamad Yasin

    Muhamad Yasin

    Artikel Sebelumnya

    Polres Nagekeo Tuntaskan 70 Kasus untuk...

    Artikel Berikutnya

    Peduli Stunting dan Perawatan Kesehatan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Hana Rawhiti Maipi-Clarke: Anak Muda yang Mengguncang Parlemen Selandia Baru
    Hendri Kampai: Rapat Kerja dengan Jaksa Agung RI, Komisi III DPR RI Makin Menyala

    Ikuti Kami