NAGEKEO - Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo dr. Emerentiana Reni Wahjuningsih menyebut, insiden terbakarnya jaringan instalasi listrik di ruang VK/nifas di Rumah Sakit Daerah (RSD) Aeramo pada Minggu 09 Januari 2022 kemarin malam, adalah kosleting kabel hasil instalasi tahun 2015 dimasa gedung tersebut masih berstatus puskesmas plus.
"Itu dulu dibangun untuk puskesmas kalau untuk saat itu memang sesuai standar puskesmas, waktu itu masih status puskesmas plus. Kemudian dikembangkan menjadi rumah sakit dan dinaikan daya nya dua kali tapi kabel itu tidak diganti. Kabel itu masih kabel yang tahun 2015, saya cek di aset itu pembangunannya 2015. Dan kemarin tidak masuk dalam perbaikan instalasi listrik tahun 2021, " jelas Reni kepada indonesiasatu melalui sambungan telepon, Senin (10/01/2022) malam.
Persoalan instalasi yang terjadi di gedung kebidanan, Reni mengaku telah dikomunikasikan dengan pihak PLN untuk dilakukan pengecekan. Dan menurut keterangan pihak PLN setelah dilakukan pengecekan yang disampaikan kepadanya, bahwa kabel yang berada di dalam loteng gedung tersebut kondisi tidak terbungkus pipa sebagaimana instalasi pada umumnya.
"Sudah komunikasi dengan PLN, mereka juga sudah turun cek yang ada di loteng. Kalau lihat kondisi instalasi di atas loteng memang kabel nya tidak terbungkus pipa dan itu kabel lama, " terang Reni.
Dia juga menyebut anggaran rehab instalasi yang direalisasi tahun 2021 kemarin, sisa 7 unit gedung yang belum kebagian jatah rehab termasuk gedung VK/nifas, oleh karena keterbatasan anggaran. Namun, Reni optimis bahwa di tahun 2022 ini jaringan instalasi di 7 unit gedung tersebut dipastikan akan diperbaiki.
"Jadi dana yang kemarin itu belum sampai ke belakang ke ruang keperawatan karena memang keterbatasan anggaran. Kita merencanakan itu mengganti semua instalasi mengikuti kemarin yang 5 unit yang sudah diganti dan akan diusulkan perbaikannya di tahun ini 2022. Bupati telah mengetahui hal ini, bahkan beliau mengusulkan untuk bisa didanai dari BPBD. Sebetulnya langkah dari perencanaan terdahulu itu harusnya sudah di ganti karena kita punya konsep yang sama bahwa kabel itu harus mengikuti kekuatan daya listrik yang telah dinaikan dua kali tapi karena kebetulan anggaran terbatas terpaksa kita menunggu, " ungkapnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, insiden konslet itu dipastikan saat ini pasien telah di evakuasi ke ruangan kelas I (satu) guna menghindari resiko insiden berulang dan juga sambil menunggu pembenahan kembali kabel di ruangan tersebut.
Ruangan VK/nifas didalamnya tidak terlalu membutuhkan alat kesehatan yang menggunakan arus listrik dan kalaupun ada, kata Reni, itu minimalis.